NILAI-NILAI ESKATOLOGI ISLAM DALAM HIKAYAT PRANG SABI: MOTIVASI JIHAD RAKYAT ACEH MELAWAN PENJAJAH [ISLAMIC ESCHATOLOGICAL VALUES IN HIKAYAT PRANG SABI: THE MOTIVATION BEHIND THE ACEHNESE PEOPLE'S JIHAD AGAINST THE COLONIZERS]
Abstract
Abstrak: Eskatologi Islam adalah cabang ilmu yang membincangkan tentang akhir zaman dan kehidupan selepas kematian berdasarkan ajaran Al-Quran dan Sunnah. Dalam konteks sejarah Islam di Nusantara, salah satu karya yang mencerminkan nilai eskatologi ialah “Hikayat Prang Sabi” yang ditulis oleh Tgk. Chik Pante Kulu, seorang ulama dan pejuang dari Aceh. Hikayat ini ditulis dalam bahasa Aceh dan menjadi sumber inspirasi dan semangat jihad bagi masyarakat Aceh dalam memerangi penjajahan Belanda. Melalui hikayat ini, Tgk. Chik Pante Kulu menggambarkan nilai-nilai eskatologi Islam yang kuat, yang berjaya menyemarakkan semangat juang masyarakat Aceh. Berdasarkan kajian yang dijalankan menggunakan kaedah deskriptif dengan pendekatan kajian literatur, didapati terdapat tiga nilai eskatologi yang utama dalam Hikayat Prang Sabi. Pertama, Sakaratul Maut untuk Orang Yang Mati Syahid dalam Hikayat Prang Sabi, agar para pejuang tidak takut menghadapi kematian di medan perang. Kedua, hikayat ini menekankan ancaman seksaan di akhirat dalam hikayat Prang Sabi, ini ditujukan kepada mereka yang menolak jihad dan menanamkan rasa tanggungjawab kerohanian dalam diri setiap individu. Ketiga, hikayat ini menjanjikan syurga dan kenikmatannya bagi mereka yang mati syahid, memberi harapan besar untuk kehidupan yang lebih baik di akhirat. Nilai-nilai ini memainkan peranan penting dalam mengilhami keberanian, kesetiaan dan pengorbanan masyarakat Aceh pada masa itu. Dengan menjadikan eskatologi sebagai landasan perjuangan, Hikayat Prang Sabi bukan sahaja menjadi karya sastera, tetapi juga menjadi lambang perlawanan rohani yang abadi di hati masyarakat Aceh.
Abstract: Islamic eschatology is a branch of knowledge that discusses the end of times and life after death based on the teachings of the Qur'an and Sunnah. In the context of Islamic history in the Nusantara, one of the works that reflects eschatological values is Hikayat Prang Sabi, written by Tgk. Chik Pante Kulu, an Acehnese scholar and warrior. This hikayat, written in the Acehnese language, became a source of inspiration and the spirit of jihad for the Acehnese people in their struggle against Dutch colonialism. Through this work, Tgk. Chik Pante Kulu depicted strong Islamic eschatological values that ignited the fighting spirit of the Acehnese people. Based on research conducted using a descriptive method with a library research approach, three main eschatological values were identified in Hikayat Prang Sabi. First, the depiction of the Sakaratul Maut (pangs of death) for martyrs in Hikayat Prang Sabi, showing that death in martyrdom is not painful, thus encouraging fighters to face death bravely on the battlefield. Second, the hikayat emphasizes the Threat of Eternal Torment for those who refuse jihad, instilling a sense of spiritual responsibility in every individual. Third, the hikayat promises paradise and its blessings for those who die as martyrs, offering great hope for a better life in the hereafter. These values played a crucial role in fostering the courage, loyalty, and sacrifice of the Acehnese people at the time. By using eschatology as the foundation of their struggle, Hikayat Prang Sabi not only became a literary masterpiece but also a symbol of enduring spiritual resistance in the hearts of the Acehnese people.